Dengan mengkaji dan mencermati apa yang dipaparkan di dalam bab pertama sampai keempat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebab-sebab terjadinya perbedaan Kitab dalam Islam dan Kristen adalah
.....karena Injil yang asli yang berupa firman Allah kepada Nabi Isa, yang diucapkan oleh Isa Almasih dalam bahasa aslinya bahasa Ibrani, tidak ada lagi. Ada dua pandangan mengapa Injil Masehi asli itu dewasa ini tidak terdapat: pertama, kemungkinan Nabi Isa tidak sempat menulisnya karena beliau menyiarkan agamanya dalam saat yang sangat pendek kurang lebih tiga tahun lamanya. Pendapat kedua menganggap tidak mungkin tidak ada asliriya pada permulaan, karena Isa Almasih sendiri tahu tulis baca. Hanya kitab yang asli itu berkemungkinan sangat telah ikut dimusnahkan ketika penganut-penganut Nasrani asli dimusnahkan oleh kekuasaan Romawi dan orang-orang yang benci kepada ajaran Tauhid Nasrani asli. Sedangkan Al-QurÂ’an selalu dicatat baik di pelepah kurma, tulang-tulang binatang dan sebagainya. Sementara hadits dilarang ditulis dengan harapan terhindar dari kerancuan. Dengan usaha-usaha inilah yang telah dilakukan sejak Nabi Muhammad SAW, baik berupa penulisan atau penghafalan maka keaslian dan kemurnian Al-Qur'an dapat dipertahankan sampai sekarang, bahkan insyaallah sampai kapanpun. Apalagi Tuhan sendiri sudah berjanji untuk menjaga Al-Qur'an seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an Surat Al-Hijr ayat 9. Ini semua adalah fakta-fakta tentang terjaganya keaslian Al-Qur'an khusus dari segi sejarah. Dalam pada itu dari fakta-fakta segi lain, Jelasnya yaitu fakta dari segi bahasa, tidak kalah penting pula dalam memberikan jaminan terhadap keaslian Al-Qur'an sepanjang masa.
2. Ditinjau dari implementasinya dalam Islam dan Kristen. Bahwa ..........Al-Qur'an pada prinsipnya membenarkan, kitab-kitab Injil (dan Taurat) yang asli memang sungguh-sungguh berasal daripada Tuhan dan diturunkan kepada Nabi Isa (dan Nabi Musa). Tetapi Al-Qur'an menyatakan juga bahwa kitab-kitab Injil (dan Taurat) yang sekarang ialah kitab Injil (dan Taurat) yang telah diubah isinya oleh orang-orang Nasrani (dan Yahudi) sehingga isinya tidak sesuai lagi dengan prinsip agama Tauhid. Karena itu bagi siapa saja dari umat Islam yang ingin membaca Injil (dan Taurat) hendaknya berpedoman kepada ayat-ayat Al-Qur'an agar dapat membedakan mana dari ayat-ayat Injil (dan Taurat) itu yang sungguh-sungguh Wahyu Allah dan mana pula yang hanya buatan tangan manusia belaka. Dalam konteks tersebut tugas Al-Qur'an ialah membenarkan (tashdiq) Injil (dan taurat) dari kesalahannya. Jadi Al-Qur'an bertugas dua macam dalam tashdiq-nya yaitu membenarkan dengan arti menyungguhkan bahwa Injil dan Taurat itu memang sungguh kitab Allah. Membenarkan dengan arti meralatnya (correctief) daripada kesalahan-kesalahan yang dilakukan tangan manusia terhadapnya. Dengan demikian kita tidak boleh menganggap Injil (dan Taurat) itu sebagai kitab yang isinya benar semua dan juga tidak boleh menganggap Injil (dan Taurat) itu sebagai kitab yang salah semua. Al-Qur'an sendiri karena merupakan kumpulan Wahyu Allah yang terjaga tidak terdapat di dalamnya perselisihan antara ayat-ayatnya satu sama lain seperti halnya dalam Perjanjian Baru. Dalam An-Nisa:. 82 dikatakan: Jika Qur'an itu bukan daripada Allah niscayalah akan terdapat bermacam-macam kesalahan di dalamnya.
3. Kepercayaan kita kepada Al-Qur'an sekaligus membawa kita kepada kewajiban untuk mengamalkan isi Al-Qur'an. Kepercayaan kita kepada Taurat, Zabur dan Injil tidaklah demikian halnya.
.......Kita kepada ketiga Kitab Suci tersebut hanyalah wajib percaya sekedar percaya dengan tidak usah berkewajiban untuk mengamalkan isi-isinya. Kita hanyalah diperintahkan untuk percaya, dalam arti bahwa kita percaya, memang Tuhan pada waktu-waktu yang lalu pernah menurunkan wahyu-wahyu Nya yang bernama Taurat, Zabur dan Injil, masing-masing kepada Nabi Musa, Nabi Daud dan Nabi Isa bin Maryam. Kita tidak berkewajiban mengamalkan ketiga Kitab Suci tersebut
. 4. Al-QurÂ’an membenarkan Injil, bukanlah dengan pengertian bahwa Injil Matius, Injil Markus Injil Lukas, dan Injil Yahya itu benar wahyu Tuhan yang diberikan kepada Isa al-Masih. Al-QurÂ’an membenarkan Injil, hanya dengan pengertian bahwa benar Allah telah mewahyukan atau menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa al-Masih ibnu Maryam. Sayang Injil yang dimaksudkan oleh Al-QurÂ’an itu tidak pernah dijumpai di antara ribuan manuskrip tua warisan keagamaan umat Kristen. Kendati umat Kristen yang dikenal oleh umat Islam (sejak dari masa hidup Nabi Muhammad sampai sekarang) tidak berpegang kepada kitab suci Injil yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi Isa al-Masih, tapi kepada empat versi Injil, yang masing-masing disusun oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yahya, mereka tetaplah disebut Ahlul Kitab. Itu berarti suatu pengakuan dari Al-QurÂ’an bahwa mereka adalah umat yang pernah diberi kitab yang diwahyukan melalui rasul Tuhan. Pengakuan itu tidaklah mengandung jaminan bahwa kitab yang diwahyukan itu masih ada atau masih terpelihara dengan baik.
Jumat, 14 Agustus 2009
Perbandingan Kitab Al-Qur'an, Injil, Taurat dan Zabur
Diposting oleh Shara Marcheline di 02.28
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar